Jumat, 21 Oktober 2011

PRODUKTIVITAS : PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN


PRODUKTIVITAS : PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN

Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien, dan secara spesifik mengacu pada hubungan antara outpun dan input yang digunakan untuk memproduksi output. Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda dapat digunakan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu. Efesiensi produksi total adalah suatu titik dimana dua kondisi terpenuhi :
1.      Pada setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, tidak satu input pun yang digunakan lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan output.
2.      Atas bauran-bauran yang memenuhi kondisi pertama, dipilih bauran dengan biaya terendah.
Kondisi pertama digerakkan oleh hubungan teknis dan, karena itu, disebut sebagai efesiensi teknis (technical efficiency). Dengan melihat berbagai kegiatan sebagai input, maka kondisi pertama mensyaratkan penghapusan seluruh kegiatan tak bernilai tambah dan pelaksanaan kegiatan bernilai tambah dengan kuantitas minimal yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah output. Kondisi kedua digerakkan oleh hubungan relatif dari harga input dan, karena itu, disebut efesiensi trade-off Input (input trade-off efficiency). Harga input menentukan proporsi relatif masing-masing input yang harus digunakan. Penyimpangan dari proporsi tetap tersebut menciptakan trade-off input yang tidak efisien. Program peningkatan produktivitas berupaya untuk mencapai efesiensi produktif total. Peningkatan produktivitas teknis dapat dicapai dengan menggunakan lebih sedikit input untuk menghasilkan output yang sama, atau memproduksi output lebih banyak dengan jumlah input yang sama, atau memproduksi output lebih banyak dengan input relatif lebih sedikit. Sebagai contoh, pada tahun 1992, Lantech, produsen mesin pengepakan, memproduksi delapan mesin pengepakan dalam sehari dengan 50 pekerja rata-rata 0,16 mesin per pekerja. Pada tahun 1998, output meningkat menjadi 14 mesin perhari dengan menggunakan 20 pekerja rata-rata 0,7 mesin per pekerja. Menurut standar produktivitas pada tahun 1992, diperlukan sekitar 87,5 pekerja untuk memproduksi 14 mesin. Jadi, output meningkat, dan lebih sedikit pekerja yang diperlukan.

A.    Pengukuran Produktivitas Parsial
Pengukuran produktivitas (productivity measurement) adalah penilain kuantitatif atas perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai apakah efesiensi produktif telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas dapat berupa actual atau perspektif. Pengukuran produktivitas aktual memungkinkan manajer untuk menilai, memantau, dan mengendalikan perubahan.
Pengukuran prospektif melihat ke masa depan, dan berguna sebagai input bagi pengambilan keputusan strategis. Secara khusus, pengukuran prospektif memungkinkan para manajer untuk membandingkan manfaat relatif diri berbagai kombinasi input, pemilihan input dan bauran input yang memberikan manfaat terbesar. Pengukuran produktivitas dapat dikembangkan untuk masing-masing input secara terpisah atau seluruh input secara bersama-sama. Pengukuran produktivitas parsial (partial productivity measurement). Definisi pengukuran prodktivitas parsial adalah produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan menghitung rasio output terhadap input.

Rasio produktivitas = output/input

Karena hanya produksitivitas dari satu input yang sedang diukur, maka ukuran itu disebut pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik, maka kita memperoleh ukuran produksitivitas operasional (operational productivity measure). Jika output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita memperoleh ukuran produktivitas keuangan (financial productivity measure). Sebagai contoh, misalkan pada tahun 2005, Kankul Company memproduksi 120.000 mesin untuk AC window kecil dan menggunakan 40.000 jam tenaga kerja. Rasio produktivitas tenaga kerja adalah 3 mesin per jam (120.000/40.000). ini adalah ukuran operasional karena unit-unit dinyatakan dalam bentuk fisik. Jika harga jual untuk setiap mesin adalah $50 dan biaya tenaga kerja adalah $12 per jam, maka output dan input apat dinyatakan dalam dolar. Rasio produktivitas tenaga kerja, yang dinyatakan dalam bentuk keuangan, adalah $12,50 dari pendapatan per dolar biaya tenaga kerja ($6.000.000/$480.000).

Ukuran-ukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efesiensi Produktif
Rasio Produktivitas tenaga kerja sebesar tiga mesin per jam adalah ukuran produktivitas Kankul pada tahun 2005, rasio tersebut menunjukkan sedikit informasi mengenai efesiensi produktif atau apakah produktivitas perusahaan telah meningkat atau menurun. Namun, dapat juga dibuat laporan mengenai peningkatan atau penurunan. Efesiensi produktivitas melalui pengukuran perubahan dalam produktivitas. Untuk mengukur perubahan dalam produktivitas, ukuran prroduktivitas yang aktual berjalan dibandingkan dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya. Periode sebelumnya ini disebut periode dasar (base period) dan menjadi acuan atau standar bagi pengukuran perubahan efesiensi produktif. Periode sebelumnya dapat ditentukan secara bebas. Misalnya, tahun sebelumnya, minggu sebelumnya, atau bahkan periode di mana batch produk terakhir diproduksi. Untuk evaluasi strategis, periode dasar yang biasanya dipilih adalah tahun sebelumnya. Untuk pengendalian operasional, periode dasar cenderung mendekati periode berjalan-seperti batch produk terakhir atau minggu sebelumnya.
Sebagi ilustrasi, anggaplah bahwa tahun 2005 adalah periode dasar dan standar produktivitas tenaga kerja adalah tiga mesin per jam. Selanjutnya, anggaplah bahwa pada akhir tahun 2005, kankul memutuskan untuk mencoba prosedur baru untuk memproduksi dan merakit mesin dengan harapan bahwa prosedur baru itu akan menggunakan lebih sedikit tenaga kerja. Pada tahun 2006, terdapat 150.000 mesin yang diproduksi menggunakan 37.500 jam tenaga kerja. Rasio produktivitas tenaga kerja untuk tahun 2006 adalah empat mesin per jam (150.000/37.500). perubahan yang terjadi merupakan peningkatan yang signifikan dalam produktivitas tenaga kerja dan menjadi bukti keefektifan prosedur baru tersebut.

Keunggulan Ukuran Parsial
Unggulan parsial memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya pada penggunaan input tertentu. Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan, yaitu mudah diinterprestasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan, sehingga ukuran tersebut mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari karyawan operasional. Tenaga kerja, misalnya, dapat dihubungkan dengan unit yang diproduksi per jam atau unit yang di produksi per pon (0,5 kilogram) bahan. Jadi, ukuran operasional parsial menyediakan umpan balik yang dapat berhubungan dengan dan dipahami oleh karyawan operasional, ukuran-ukuran yang berkaitan dengan input-input tertentu yang berada dalam kendali mereka. Ini meningkatkan kemungkinan bahwa ukuran operasional parsial ini bias diterima oleh personil operasional. Bahkan, untuk pengendalian operasional, standar kinerja seringkali berjangka sangat pendek. Misalnya, standar kinerja dapat berupa rasio produktivitas dari batch barang sebelumnya. Dengan menggunakan standar ini, tren produktivitas untuk tahun berjalan dapat ditelusuri.
Kelemahan Ukuran Parsial
Ukuran parsial, yang digunakan secara terpisah, dapat menyesatkan. Penurunan produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas yang lainnya. Trade-off seperti itu di perlukan jika biaya secara keseluruhannya turun, tetapi pengaruh tersebut akan hilang jika digunakan ukuran parsial masing-masing. Misalnya, mengubah proses agar tenaga kerja langsung menggunakan lebih sedikit waktuuntuk merakit sebuah produk mungkin akan meningkatkan sisa bahan baku dan limbah produksi sementara output totalnya tidak berubah. Dalam hal ini, produktivitas tenaga kerja meningkat, tetapi produktivitas penggunaan bahan baku menurun. Jika kenaikan biaya sisa bahan baku dan limbah produksi melebihi penghematan dari pengurangan tenaga kerja, maka produktivitas secara keseluruhan menurun.

B.     Pengukuran Produktivitas Total
Pengukuran produktivitas dariu seluruh input disebut pengukuran produktivitas total (total productivity measurement). Dalam praktiknya, mengukur pengaruh dari seluruh input mungkin tidak diperlukan. Banyak perusahaan hanya mengukur produktivitas dari factor faktor yang dianggap sebagai indicator relevan bagi keberhasilan dan kinerja perusahaan. Jadi, dalam istilah praktis, pengukuran produktivitas total dapat didefinisikan sebagai pemfokusan perhatian pada beberapa input yang, secara total. Menunjukkan keberhasilan perusahaan. Pada setiap kasus pengukuran produktivitas total mensyaratkan pengembangan dari pendekatan pengukuran multifactor. Pendekatan multifactor yang umum disarankan dalam literartur produktivitas (tetapi jarang ditemukan di dalam praktik) adalah menggunakan indeks produktivitas agregat. Indeks agregat bersifat kompleks dan sulit di interpretasikan serta belum diterima secara umum. Dua pendekatan yang telah memperoleh beberapa pengakuan adalah pengukuran profil (profil measurement) dan pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba (profit-linked productivity measurement).

Pengukuran Profil Produktivitas
Pembuatan sebuah produk melibatkan beberapa input utama seperti tenaga kerja, bahan, modal, dan energy. Pengukuran profil menyediakan serangkaian atau sebuah vector ukuran operasional parsial yang berbeda dan terpisah. Profil dapat dibandingkan dari waktu ke waktu untuk memberikan informasi mengenai perubahan produktivitas. Untuk mengilustrasikan pendekatan ini, kita hanya akan menggunakan dua input : tenaga kerja dan bahan. Sebagai ilustrasi, lihat kembali contoh Ladd Lighting. Seperti sebelumnya, Ladd  menerapkan proses produksi dan perakitan baru pada tahun 2008. Sekarang anggaplah bahwa proses baru tersebut mempengaruhi produktivitas tenaga kerja dan bahan. Pada awalnya, mari kita lihat kasus dimana produktivitas dari kedua input bergerak dalam arah yang sama. Berikut ini adalah data untuk tahun 2007 dan 2008 :

2007
2008
Jumlah mesin yang diproduksi
120.000
150.000
Jam tenaga kerja yang digunakan
40.000
37.500
Bahan yang digunakan (pon ‘0,5 kg)
1.200.000
1.428.571

Tampilan 15-11 menyajikan profil rasio produktivitas untuk masing-masing tahun, prodil tahun 2007 adalah (3;0,100) dan profil tahun 2008 adalah (4;0,105). Dengan membaningkan profil kedua tahun tersebut, dapat dilihat bahwa produktivitas meningkat baik untuk tenaga kerja maupun bahan (dari 3 menjadi 4 untuk tenaga kerja dan dari 0,100 menjadi0,105 untuk bahan). Perbandingan profil ini menyediakan cukup informasi sehingga manajer dapat menyimpulkan bahwa proses perakitan baru secara nyata telah memperbaiki produktivitas secara keseluruhan. Akan tetapi, nilai peningkatan peroduktivitas ini tidak diungkapkan oleh rasio-rasio.

Rasio Produktivitas Parsial
Profil 2007a
Profil 2008b
Rasio produktivitas tenaga kerja
3,000
4,000
Rasio Produktivitas bahan baku
0,100
0,105
a)Tenaga kerja : 120.000/40.000 ; bahan baku : 120.000/1.200.000
b)Tenaga kerja : 150.000/37.500 ; bahan baku : 150.000/1.428.571

Seperti yang baru diperlihatkan, analisis profil dapat menyediakan pengetahuan tentang perubahan produktivitas yangbermanfaat bagi manajer. Namun, membandingkan berbagai profil produktivitas selalu mengungkapkan sifatdari keseluruhan perubahan efesiensi produktif. Dalam beberapa kasus, analisis profil tidak mampu memberikan indikasi yang jelas mengenai apakah perubahan produktivitas membawa hasil yang baik atau buruk.
Untuk mengilustrasikan hal ini, mari kita ubah data Ladd untuk memungkinkan terjadinya trade-off di antara dua input. Anggaplah seluruh data adalah sama kecuali untuk bahan yang digunakan pada tahun 2008. Misalkan bahan yang digunakan pada tahun 2008 adalah 1.700.000 pon. Dengan menggunakan jumlah ini, profil produktivitas untuk tahun 2007 dan 2006 disajikan dalam tampilan 11-12. Profil produktivitas untuk tahun 2007 masih tetap (3; 0,100) tetapi untuk tahun 2008 berubah menjadi (4; 0,088). Pembandingan profil produktivitas sekarang memberikan isyarat yang berbeda. Produktivitas tenaga kerja meningkat dari 3 menjadi 4, tetapi produktivitas turun dan 0, 100 menjadi 0,088. Proses baru telah menciptakan trade-off dalam produktivitas dari kedua ukuran. Lebih lanjut, meskipun analisis profil mampu menunjukkan adanya trade-off, namun analisis profil tidak mampu mengungkapkan apakah trade-off tersebut baik atau buruk. Jika pengaruh ekonomis dari perubahan produktivitas adalah positif. Maka trade-off adalah baik; jika tidak, maka perubahan produktivitas harus dipandang buruk, keputusan mengubah proses perakitan. Selain itu, dengan menilai perubahan produktivitas, akan diperoleh sebuah ukuran produktivitas total.
Pengukuran Produktivitas Yang Berkaitan Dengan Lada.
Menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba berjalan merupakan salah satu cara untuk menilai perubahan produktivitas. Laba berubah dari periode dasar ke periode berjalan. Sebagian dari perubahan laba tersebut disebebkan oleh perubahan produktivitas. Pengukuran jumlah perubahan laba tersebut disebabkan oleh perubahan produktivitas. Pengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas disebut Pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba. Dengan menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba periode berjalan, manajer akan terbantu dalam mengetahui manfaat ekonomis dari perubahan produktivitas; keterkaitan perubahan produktivitas dengan laba dijelaskan oleh aturan berikut : Aturan keterkaitan dengan laba (profit-linkage rule): untuk periode berjalan, hitunglah biaya input yang seharusnya digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan produktivitas dan bandingkan biaya tersebut dengan biaya input actual yang digunakan. Selisih biayanya adalah sejumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas.

Rasio Produktivitas Parsial
Profil 2007a
Profil 2008b
Rasio produktivitas tenaga kerja
3,000

4.000
Rasio produktivitas bahan baku
0,100

0,088
a)Tenaga kerja : 120.000/40.000; bahan baku: 120.000/1.200.000
b)Tenaga kerja : 150.000/37.500; bahan baku : 150.000/1.700.000
Untuk mengaplikasikan aturan ini, input yang seharusnya digunakan selama periode berjalan dalam keadaan tanpa perubahan produktivitas harus dihitung terlebih dahulu; misalkan PQ adalah jumlah input tanpa perubahan produktivitas. Untuk mengetahui PQ untuk suatu input tertentu, bagilah output periode berjalan dengan rasio produktivitas input periode dasar ; PQ = Output periode berjalan/Rasio produktivitas periode dasar.

Untuk mengilustrasikan aplikasi aturan keterkaitan dengan laba (profit-linked rule), kembali digunakan contoh Kankul dengan trade-off input. Untuk data tersebut, diperlukan tambahan informasi biaya. Berikut adalah data Kankul yang telah dikembangkan :


2007
2008
Jumlah mesin yang diproduksi
Jam tenaga kerja yang digunakan
Bahan yang digunakan (pon)
Harga jual per unit (mesin)
Upah tenaga kerja per jam
Biaya bahan per pon
120.000
40.000
1.200.000
$50
$11
$ 2
150.000
37.500
1.700.000
$48
$12
$ 3

Output periode berjalan (tahun 2006) adalah 150.000 mesin. Kita mengetahui bahwa rasio produktivitas periode dasar untuk tenaga kerja dan bahan masing-masing adalah 3 dan 0,100. Dengan menggunakan informasi tersebut, jumlah masing-masing input untuk keadaan tanpa perubahan produktivitas dapat dihitung sebagai berikut :
PQ (tenaga kerja) = 150.000/3=50.000 jam
PQ (bahan baku) = 150.000/0,10 =1.500.000 pon
Untuk contoh kita, PQ memperlihatkan jumlah input tenaga kerja dan bahan yang seharusnya digunakan pada tahun 2006, dengan asumsi bahwa tidak ada perubahan pruduktivitas. Jumlah biaya yang seharusnya di keluarkan, dihitung dengan mengalikan jumlah masing-masing input (PQ) dengan harga priode berjalan(p) dan menjumlahkannya.
Biaya tenaga kerja (50.000x$12)                                $    600.000
Biaya bahan baku(1.500.000x$3)                               $ 4.500.000
Total biaya PQ                                                            $ 5.100.000

Biaya input aktual diperoleh dengan mengalikan jumlah input aktual (AQ) dengan harga berjalan masing-masing input (P) dan menjumlahkannya :
Biaya tenaga kerja                                                       $    450.000
Biaya bahan baku                                                        $ 5.100.000
Total biaya periode berjalan                                        $ 5.550.000

Akhirnya pengaruh produktivitas terhadap laba dihitung dengan mengurangkan total biaya
berjalan dari total biaya PQ.
Pengaruh terkait dengan laba              = total biaya PQ – total biaya periode berjalan
= $ 5.100.000 - $ 5.550.000
= $ 450.000 penurunan laba
Perhitungan pengaruh terkait dengan laba dikhtisarkan dalam 11-13. Ringkasan dalam tampilan 11-13 mengungkapkan bahwa pengaruh bersih disebabkan karena perubahan produktivitas. Perhatikan juga pengaruh produktivitas yang terkait dengan laba dapat dihitung untuk satu jenis input. Peningkatan produktivitas tenaga kerja menghasilkan kenaikan laba sebesar$150.000; namun, penurunan produktivitas bahan mengakibatkan penurunan laba sebesar $600.000. sebagian besar penurunan laba ini disebabkan oleh meningkatnya pemakaian bahan – ternyata limbah, sisa bahan baku, dan unit cacat jauh lebih banyak pada proses yang baru. Jadi, ukuran terkait dengan laba memperlihatkan pengaruh pengukuran parsial maupun pengaruh pengukuran total. Ukuran produktivitas total terkait dengan laba merupakan penjumlahan dari masing-masing ukuran parsial. Sifat ini membuat ukuran terkait dengan laba ideal untuk menilai trade-off. Gambaran yang jauh lebih jelas mengenai pengaruh perubahan produktivitas dapat terlihat. Jika limbah dan sisa bahan baku tidak dapat di kendalikan dengan lebih baik, maka perusahaan seharusnya kembali ke proses perakitan yang lama. Tentu saja, ada kemungkinan bahwa pengaruh pembelajaran dari proses baru tersebut belum dilakukan secara menyeluruh dan perbaikan lebih lanjut pada produktivitas tenaga kerja dapat terjadi. Jika tenaga kerja semakin efesien dalam proses baru, maka adalah mungkin bahwa penggunaan bahan juga menurun.

(1)
(2)
(3)
(4)
(2)-(4)
Input
PQ*
PQ X P
AQ
AQ X P
(PQ X P) –
(AQ x P)
Tenaga Kerja
50.000
$ 600.000
37.500
$ 450.000
$ 150.000
Bahan baku
1.500.000
4.500.000
1.700.000
5.100.000
(600.000)
Total

$ 5.100.000

$ 5.550.000
$ (450.000)
• Tenaga kerja 1.50.000/3; bahan baku 150.000/0,10

Komponen Pemulihan Harga
Ukuran terkait dengan laba menghitung jumlah perubahan laba dari periode dasar ke periode berjalan sebagai akibat perubahan produktivitas. Jumlah tersebut umumnya tidak akan sama dengan total perubahan laba antara dua periode. Selisih antara perubahan laba total dan perubahan produktivitas terkait dengan laba disebut komponen pemulihan harga (price recovery component). Komponen ini adalah perubahan pendapatan dikurangi perubahan biaya input, dengan asumsi tidak ada perubahan produktivitas. Oleh karena itu, komponen pemulihan harga mengukur kemampuan perubahan pendapatan untuk menutupi perubahan biaya input, dengan asumsi tidak perubahan produktivitas. Untuk menghitung komponen pemulihan harga, pertama kita perlu menghitung perubahan laba masing-masing periode :
2008                            2007                            Selisih
Pendapatan(a                          $ 7.200.000                 $ 6.000.000                $ 1.200.000
Biaya Input(b                             5.550.000                     2.480.000                   2.710.000
Laba                                        $ 1.650.000                 $ 3.160.000                 $ (1.510.000)

a) $48 x 150.000; $50 x 120.000
b) ($12 x 37.500) + ($ 3 x 1.700.000); ($ 11 x 40.000) + ($2 x 1.200.000)
Pemulihan harga          = Perubahan laba – perubahan produktivitas terkait dengan laba
= ($ 1.510.000) – ($450.000)
= ($1.060.000)

Kenaikan pendapatan tidak akan cukup untuk menutupi kenaikan biaya input. Penurunan produktivitas hanya akan memperburuk masalah pemulihan harga. Meskipun demikian, perhatikan bahwa kenaikan produktivitas dapat digunakan untuk mengimbangi kerugian pemulihan harga.
Kualitas Dan Produktivitas
Peningkatan kualitas dapat meningkatkan produktivitas dsebaliknya. Sebagai contoh, jika pengerjaan ulang berkurang karena menurunnya unit produksi cacat, maka lebih sedikit tenaga kerja dan bahan yang digunakan untuk menghasilkan output yang sama. Penurunan jumlah unit cacat memperbaiki kualitas; sementara pengurangan jumlah input yang digunakan meningkatkan produktivitas. Oleh sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya yang digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, maka kebanyakan peningkatan kualitas akan meningkatkan produktivitas. Jadi, peningkatan kualitas secara umum akan tercermin pada ukuran-ukuran produktivitas. Namun, ada juga cara-cara lain untuk meningkatkan produktivitas. Sebuah perusahaan meungkin saja memproduksi barang dengan sedikit atau tanpa cacat akan tetapi masih menjalankan proses yang tidak efesien. Sebagai contoh, ada barang yang melewati dua proses yang masing-masing membutuhkan waktu lima menit. (Anggaplah barang tersebut di produksi tanpa cacat.) Jadi, untuk memproduksi satu unit dibutuhkan waktu 10 menit untuk melalui kedua proses tersebut. Saat ini, jumlah yang di produksi dalam tiap batch produksi adalah 1.200 unit. Proses 1 memproduksi 1.200 unit; selanjutnya batch produksi tersebut di pindahkan ke lokasi lain untuk menjalani proses kedua. Jadi, untuk masing-masing proses dibutuhkan waktu 6.000 menit, atau 100 jam. Total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1.200 unit adalah 200 jam (100 jam untuk masing-masing proses) ditambah waktu pengiriman dari proses 1 ke proses 2; anggaplah 15 menit. Dengan mendesain ulang proses manufaktur, efesiensi dapat diperbaiki. Misalkan lokasi proses 2 berada cukup dekat dengan lokasi proses 1 sehingga segera setelah satu unit diselesaikan pada proses 1, unit tersebut langsung dimasukkan ke proses 2. Dengan cara ini, proses 1 dan 2 dapat berjalan secara bersamaan. Proses 2 tidak lagi perlu menunggu sampai selesainya produksi 1.200 unit ditambah dengan waktu pengiriman sebelum ia dapat mulai beroperasi. Sekarang, total waktu untuk memproduksi 1.200 unit menjadi 6.000 menit ditambah waktu menunggu pengiriman unit pertama (5 menit). Jadi, waktu produksi 1.200 unit telah berkurang dari 200 jam 15 menit menjadi 100 jam 5 menit. Hasilnya adalah lebih banyajk output yang dapat di produksi dengan lebih sedikit input (dalam hal ini, waktu).
Insentif Pembagian Keuntungan
Insentif pembagian keuntungan (gainsharing) adalah pemberian insentif uang tunai bagi seluruh tenaga kerja perusahaan yang menjadi kunci pencapaian kualitas dan produktivitas. Sebagai contoh, misalkan suatu perusahaan memiliki target untuk mengurangi jumlah unit cacat hingga 10 persen selama kuartal berikutnya pada pabrik tertentu. Jika tujuan tersebut tercapai, perusahaan memperkirakan akan terjadi penghematan Sebesar $ 1.000.000 (dengan menghindari hal-hal seperti pengerjaan ulang dan perbaikan di masa garansi). Pembagian keuntungan memberikan insentif dengan menawarkan bonus kepada pegawai sesuai dengan persentasi penghematan biaya, misalnya 20 persen. Contohnya, Ford Motor Company telah mengusulkan untuk memeriksa program kompensasinya untuk 5.000 eksekutif puncak, menerapkan program kompesasi yang baru yang menggantikan struktur bonus yang digerakkan oleh laba dengan ukuran-ukuran berbasis kinerja seperti kualitas produk keseluruhan. Jumlah bonus dapat bertambah atau berkurang tergantung pada seberapa baik target produktivitas dan kualitas dapat dipenuhi. Sun Microsystems memberikan contoh lainnya. Bonus terikat pada loyalitas pelanggan dan indeks kualitas pelanggan. Sun Microsystems telah membuktikan bahwa ukuran kualitas seperti keterlambatan pengiriman dan kerusakan software telah menurun secara bertahap, sementara ukuran loyalitas pelanggan meningkat. Rencana pembayaran per kinerja yang memungkinkan para pegawai untuk berbagi keuntungan tampaknya menciptakan minat dan komitmen tambahan. Menariknya rencana pembagian keuntungan ini sepenuhnya saling melengkapi, atau mungkin bahkan penting, untuk sistem pengukuran terpadu seperti Balanced Scorecard.(di bahas dalam bab 17).











7 komentar:

  1. iya..amein..
    kk tau klo sya anak Jokam mbak?

    BalasHapus
  2. mas, boleh minta sumber dari postingan ini ga? makasih. anyway, postingannya sangat membantu.

    BalasHapus
  3. mas, boleh minta sumber dari postingan ini ga? terimakasih

    BalasHapus
  4. aljkh mas aslb blognya ������������

    BalasHapus
  5. makasih masukannya, bermanfaat buat saya yg awan dan lagi cari info ttg hal tda

    BalasHapus

Silahkan Komentar, sopan, baik dan membangun..Thanks